puisi bebasku


Ada Untuk Tiada

Bukankah daku sudah berkata?
Indah untuk sesaat, pun akan layu jua
Semacam janji-janjinya
Indah terucap, layu pada akhirnya
Bukankah daku sudah berkata?
Jangan puan terlampau angkuh untuk bahagia
Janjinya hanya manis di kata
Bahkan lebih manis dari gula-gula, haha!
Daku harap ia tak mengundang hujan untuk puan
Apalagi badai, ah jangan
Pun bila itu terjadi
Izinkan daku menjadi awannya,
Untuk apa? Agar daku bisa menghentikan hujan itu
Agar tercipta warna-warni, lagi
Seperti awal daku menemukan puan yang sedang dilanda hujan
Biarkan daku menjadi pelipur lara
Kedua, ketiga kali, bahkan lebih pun tak apa
Dan bila mungkin akan seperti biasa
Siklus yang selalu daku terima
Puan datang saat hujan tiba
Daku awan yang mencipta sang warna
Lalu, puan hilang bersama cahaya
Kemudian kembali lagi seperti siklus yang pertama
Tak apa!
Daku hanya butuh puan mengerti
Awan bukan cahaya
Yang merebut warna untuk kemudian tidak dijaga
Daku ada untuk puan
Meski
Dianggap tiada





:")

Komentar

  1. Spesies kalelawar langka,pandai berpuisi

    BalasHapus
  2. Pandai sangat puan dalam cipta puisi 👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biasa padahal iku puisinya tuan :"
      Ajari aku caranya dapat view banyak dong wkwk

      Hapus
  3. Untuk apa jadi bunga jika tidak tahu sang kumbang diam2 melirik malu dalam luka
    Untuk apa jadi sang awan, padahal rintihan angin lebih dulu mengundang rasa kesepian
    Dan untuk apa sebuah pengertian ? Jikalau tuan tak tau arti sebuah pengorbanan
    Cukuplah tuan jadi rasa, rasa yg ada saat suka mau duka
    Walau tak pernah singgah di hati yg sama

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer